Simulasi Terapi ABK: Prodi TP Praktikkan Langsung di Lab Tapsitera

Bagaimana rasanya menjadi seorang terapis yang berhadapan langsung dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)? Inilah pengalaman unik yang dirasakan mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi (TP) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang saat mengikuti simulasi terapi ABK yang berlangsung di Lab Tapsitera, Kamis (15/5). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), yang sengaja didesain agar mahasiswa merasakan atmosfer praktik nyata sebelum benar-benar terjun ke lapangan.
Tidak sekadar teori di kelas, mahasiswa Prodi TP diberi kesempatan mengeksplorasi peran sebagai terapis maupun ABK dalam suasana yang dibuat senyata mungkin. Suasana haru, tawa, hingga tantangan emosional begitu terasa saat mereka menyelami dunia terapi ABK. Kegiatan ini menjadi wadah eksplorasi empati dan penguatan keterampilan interpersonal mahasiswa, yang nantinya akan menjadi bekal penting saat menghadapi pasien sebenarnya.
Kaprodi Tasawuf dan Psikoterapi, Bapak Deddy Ilys, M.Us., turut hadir dan memberikan pesan inspiratif kepada mahasiswa. Ia menekankan bahwa penggunaan laboratorium harus dimaksimalkan sebagai laboratorium hidup yang mampu memantik pembelajaran yang lebih bermakna. “Sepatutnya lab dapat lebih dimaksimalkan dan dioptimalkan pemakaiannya dalam proses pembelajaran. Ini merupakan langkah yang menuju ke depan dalam pembelajaran. Kegiatan-kegiatan inilah yang nantinya memberikan pengalaman pembelajaran yang berkesan. Satu sama lain bisa saling belajar dan mengajari. Mari kita bersama membuat kegiatan pengembangan akademik yang berkelanjutan dan berdampak, tentunya untuk kita di hari-hari masa depan,” ungkapnya penuh semangat.
Kegiatan ini pun mendapat respons positif dari mahasiswa. Banyak dari mereka mengaku baru benar-benar memahami dinamika menjadi seorang terapis setelah merasakan sendiri simulasi ini. “Ternyata menghadapi ABK itu nggak cukup cuma tahu teori. Kita harus sabar, peka, dan benar-benar siap mental. Ini pengalaman yang bikin aku lebih menghargai peran terapis dan lebih semangat belajar,” ungkap salah satu mahasiswa peserta simulasi.
Melalui simulasi ini, Prodi TP semakin menegaskan komitmennya dalam menciptakan ruang pembelajaran yang inovatif, humanis, dan berdampak. Tidak hanya membekali mahasiswa dengan ilmu, tapi juga membentuk karakter, empati, dan kesiapan menghadapi tantangan di dunia nyata sebagai calon terapis profesional. (Salsa May Sari)

You May Also Like