Berikan Semangat Baru bagi Klien Rehabilitasi: Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Sukseskan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Yayasan Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Palembang

Palembang, 7 September 2024 — Mahasiswa Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi telah menyelesaikan rangkaian kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Yayasan Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman Palembang. Dari tanggal 2-7 September 2024 terhitung sudah 6 hari Mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi yang bejumlah 10 orang sudah melaksanakan PPL. Pada hari sabtu tepat hari terakhir PPL, telah terselenggaranya penutupan Praktik Pengalaman Lapangan serta pemberian cinderamata sebagai tanda terimakasih kepada YPRN Ar-Rahman dari Prodi Tasawuf dan Psikoterapi karna telah menerima dan membimbing Mahasiswanya dengan baik.

Dalam acara penutupan tersebut Dr. Sukma selaku Kepala Pelaksana Harian Yayasan Pusat Rehabilitasi Narkoba Ar-Rahman mengucapkan: “Terima kasih kepada Prodi Tasawuf dan Psikoterapi atas kepercayaan yang telah diberikan dengan menempatkan mahasiswanya untuk melaksanakan PPL di YPRN Ar-Rahman. Saya berharap adik tingkat mahasiswa PPL nantinya juga dapat merasakan pengalaman yang sama di masa mendatang, bahkan dengan waktu yang lebih lama agar dapat merasakan langsung bagaimana proses menjalankan konseling. Saya juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian skripsi di YPRN Ar-Rahman, dengan mengambil inspirasi dari berbagai permasalahan klien yang ada di sini. YPRN Ar-Rahman akan selalu terbuka untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat.”

Nabilah Qa’niah Nurazizah selaku ketua kelompok PPL juga mengucapkan: “Saya berterimakasih dan bersyukur yang dimana sudah mengizinkan Mahasiswa Prodi Tasawuf dan Psikoterapi untuk melaksanakan PPL di YPRN Ar-Rahman serta telah membimbing kami dengan baik dalam setiap kegiatan yang telah dilakukan disana dari hari pertama hingga terakhir. Saya merasa senang dan bangga karna bisa menjadi bagian kecil dari proses pemulihan para family dalam beberapa hari disani. Disana saya tidak hanya belajar dari para konselor, psikolog, dan dokter, tetapi saya juga banyak belajar dari para klien yang direhab disana. Mereka itu tidak semenakutkan seperti apa yang orang bilang, bagi saya mereka itu sama seperti kita yang juga mempunyai perasaan, yang masih bisa juga menjaga kesopanan terhadap kami, yang benar-benar menganggap kami juga sebagai keluarga dan saya bersyukur pernah kenal dan bertemu bersama mereka, harapan saya semoga mereka lekas sembuh dan segera bertemu dengan keluarganya dan saya percaya setiap orang mempunyai hak untuk memperbaiki kesalahannya.”

Syawaliyatul Fitri selaku bendahara kelompok PPL juga menyampaikan: “Kesan saya selama berada di tempat rehabilitasi ini adalah lingkungan yang sejuk dan penuh kehangatan. Di sini, saya merasakan adanya hubungan kekeluargaan yang kental dan peraturan yang ketat. Kami diajarkan untuk menjalankan sholat tepat waktu dan mengikuti rutinitas harian yang terstruktur. Dimana dulu mereka tidak pernah pergi ke masjid, mengaji dan lain lain tetapi kini mereka rutin mengunjungi dan melakukannya setiap hari. Selain itu, disini selalu memiliki sesi berbagi perasaan (share fealing), di mana setiap salah satu family dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan, baik atau buruk. Jika ada masalah, maka salah satu family lain akan memberikan saran dan motivasi. Para family di sini sangat baik, ramah dan mudah diajak bekerja sama dalam hal-hal positif. Harapan saya untuk semua para family adalah terus semangat dalam proses pemulihan, semoga bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan tetap istiqomah. Semoga bisa segera berkumpul kembali dengan keluarga masing-masing.”

Dan Monada Putriani salah satu anggota kelompok PPL juga menyampaikan: “Kesan saya selama mengikuti PPL di YPRN Ar-Rahman, sangat berkesan sekali karena mendapatkan pengalaman, ilmu dan bisa mengetahui progres penyembuhan mereka serta cara pengobatan kepada pasien. Alhamdulillah, dengan adanya PPL ini saya dan temen-teman bisa beradaptasi langsung dengan pasien pengguna narkoba dan melihat langsung perubahan pasien bagaimana mereka awal masuk, terus di detox, dan akhirnya bisa mengikuti program aktivitas disana. Saya dan teman-teman melihat langsung ketika disana pasien diberikan pengobatan fisik, psikis, dan pengobatan spritualnya agar bisa menyembuhkan mereka. Harapan saya semoga ketika mereka keluar dari sana, mereka bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, baik dari fisik, spritual, maupun psikisnya, dan bisa berkumpul kembali dengan keluarga mereka.”

Selama program PPL yang berlangsung selama seminggu, mahasiswa telah berbagi pengetahuan dengan para klien melalui seminar. Dimulai dari hari selasa dengan tema pertama yaitu tentang Fiqih Dasar yang disampaikan oleh Monada Putriani, Agustin Intan Safitri dan Amatullah Ghaidahanan.A. Dilanjutkan hari ketiga yaitu hari Rabu dengan tema Tips dan Trik Mengurangi Kecemasan yang dibawakan oleh Amatullah Ghaidahanan.A, Nabilah Qa’niah Nurazizah dan Shabrina hingga hari Kamis mengisi seminar dengan tema Adiksi yang disampaikan oleh Lailla Aprillia Khairunnisyah, Syawaliyatul Fitri dan Juzmita Septi Maharani. Selama kegiatan seminar berlangsung, para klien benar-benar menunjukkan sikap antusias mereka dalam mendengarkan penyampaian materi dan ikut aktif dalam sesi diskusi.

Tak hanya mengisi seminar harian, mahasiswa PPL pun diberi pemahaman tentang berbagai macam tes orientasi yang digunakan untuk membantu proses pemulihan klien dalam program rehabilitasi. Macam-macam tes orientasi tersebut, yaitu WHO Quality of Life Bref, Urica, ASSIST (Alcohol, Smoking, Substance Involvement Screening & Testing), dan ASI (Addiction Severity Index. Tes-tes ini penting untuk mengukur kualitas hidup klien, motivasi serta kesiapan untuk berubah, serta tingkat keterlibatan dalam penggunaan alkohol, merokok, dan zat-zat terlarang, serta menilai tingkat keparahan masalah terkait penyalahgunaan zat. Dengan informasi yang diperoleh dari tes orientasi ini, para profesional rehabilitasi dapat merancang program pemulihan yang sesuai dengan kebutuhan klien, mengevaluasi kemajuan, dan merencanakan intervensi yang efektif untuk mendukung proses pemulihan.

Mahasiswa PPL juga mengadakan Jum’at Berkah, yaitu berbagi makanan kepada para klien dan staff. Hal ini dilakukan guna untuk menyemangati klien dalam proses penyembuhannya serta menunjukkan kepedulian terhadap klien. Dan hari terakhir diisi dengan diadakannya acara perlombaan bagi para Family. Lomba yang dilakukan ialah lomba voli, estafet air dan estafet sarung. Lomba ini dilangsungkan dengan harapan dapat menghibur klien dan menghilangkan kejenuhan yang mereka rasakan. Dalam hal ini juga para klien menunjukkan sikap semangat yang tinggi dan sangat antusias mengikuti perlombaan. Perlombaan ini ditutup dengan pemberian hadiah kepada para pemenang lomba, dan pemberian hadiah lain kepada family yang tidak memenangi perlombaan sebagai bentuk penghargaan atas semangat mereka sekaligus menjadi kenang-kenangan untuk mereka.

Program Praktik Lapangan (PPL) tidak hanya memberikan wawasan baru bagi mahasiswa, tetapi juga membuka pintu untuk memahami dunia rehabilitasi lebih dalam. Melalui interaksi langsung dengan klien di tempat rehabilitasi, mahasiswa memperoleh pengalaman yang memperkaya pemahaman mereka tentang tantangan dan keragaman dalam menghadapi dan berinteraksi dengan klien yang sedang dalam proses rehabilitasi.

Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi landasan yang kuat bagi mahasiswa dalam membangun karier di bidang rehabilitasi. Selain itu, PPL juga meningkatkan kesadaran bahwa klien rehabilitasi tidak semenakutkan seperti yang sering digambarkan. Mereka adalah individu dengan perasaan, mampu menjaga kesopanan, dan bahkan menganggap mahasiswa sebagai keluarga.

Pertemuan ini memberikan pengalaman berharga dan harapan bagi mahasiswa agar klien rehabilitasi dapat lekas sembuh dan segera bertemu dengan keluarga mereka.  Setiap orang berhak untuk memperbaiki kesalahannya, dan PPL memberikan kesempatan untuk memahami dan mendukung proses tersebut.

Penulis: Nabilah Qa’niah Nurazizah

Mungkin Anda Menyukai