Mahasiswa Tasawuf dan Psikoterapi Gencarkan Penyuluhan Paliatif: Menjangkau Masyarakat, Mengurangi Penderitaan, Menebar Harapan

Palembang, 21 Mei 2025 – Dalam semangat pengabdian yang bersinergi antara ilmu dan kemanusiaan, sebanyak 22 mahasiswa semester 6 Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan paliatif kepada masyarakat di berbagai wilayah sekitar Palembang. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 19 hingga 21 Mei 2025, di bawah bimbingan langsung Bapak Fery Adhinata, SKM., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Pengobatan Paliatif.

Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa terjun langsung ke lingkungan warga, tersebar di beberapa titik strategis seperti 1 Ulu, Plaju, Sukarami, Kertapati, dan wilayah pinggiran lainnya. Dengan membawa semangat dakwah kemanusiaan, mereka memberikan penyuluhan mengenai berbagai jenis penyakit paliatif, seperti kanker stadium lanjut, amfisema, stroke berat, hingga penyakit degeneratif lainnya. Setiap mahasiswa menyampaikan dengan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan menyentuh, agar masyarakat mudah memahami dan menyerap pengetahuan yang disampaikan.

Fokus utama penyuluhan adalah bagaimana masyarakat dapat mengenali gejala awal penyakit paliatif, memahami pentingnya pendekatan perawatan dan pengobatan paliatif, serta mengembangkan sikap tanggap untuk mencegah dan meringankan penderitaan bila penyakit tersebut terjadi dalam keluarga mereka. Para mahasiswa juga menyampaikan tips sederhana perawatan di rumah, pentingnya dukungan emosional, dan penguatan spiritual sebagai bagian dari proses penyembuhan.

“Kami tidak hanya membawa teori, tapi juga membawa empati. Harapannya, masyarakat tidak lagi takut jika mendengar istilah ‘paliatif’, tetapi justru siap dan sadar untuk peduli terhadap penderita di sekitarnya,” ujar salah satu mahasiswa penyuluh dengan penuh semangat.

Kegiatan ini mendapat sambutan sangat positif dan antusias dari masyarakat. Banyak warga yang mengaku baru memahami istilah “paliatif” dan merasa sangat beruntung mendapatkan informasi langsung dari mahasiswa. Bahkan beberapa di antaranya menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini bisa diadakan secara rutin dan menyasar lebih banyak lapisan masyarakat.

“Kami senang sekali, biasanya kami hanya dengar istilah medis di rumah sakit, tapi sekarang kami paham maknanya. Terima kasih untuk anak-anak mahasiswa yang sudah mau datang, menjelaskan dengan sabar, dan membawa harapan bagi kami,” ujar seorang warga di kawasan Jakabaring.

Kegiatan penyuluhan ini bukan hanya menjadi bentuk pelaksanaan tugas akademik, tetapi juga menjadi wujud nyata dari peran Prodi Tasawuf dan Psikoterapi dalam menjembatani ilmu ke masyarakat, melalui pendekatan spiritual-humanistik yang membumi. Mahasiswa tidak sekadar memberi informasi, tapi juga menyentuh hati, membuka wawasan, dan menanamkan kesadaran hidup sehat serta empati terhadap penderita penyakit kronis.

Melalui kegiatan ini, Prodi Tasawuf dan Psikoterapi kembali menunjukkan identitasnya sebagai program studi yang tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga aktif membentuk mahasiswa yang siap terjun ke masyarakat sebagai penyuluh, pendamping, dan pembawa harapan. Penyuluhan paliatif bukan hanya soal ilmu kedokteran, tetapi tentang cinta, kepedulian, dan sentuhan spiritual kepada mereka yang berada di ujung batas kehidupan.(Azrianti Ishamiyah)

Mungkin Anda Menyukai